BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu cara individu untuk melakukan
interaksi dengan individu yang lain. Tanpa komunikasi, individu akan
sulit mengungkapkan keinginan, pendapat dan menjalankan hubungan
silaturahmi dengan individu lain. Komunikasi sangat erat hubungannya dengan
kehidupan sosial individu. Bayangkan, apa yang terjadi jika antara satu
individu dengan individu yang lain tidak mengetahui bagaimana cara
berkomunikasi, kehidupan sosial tidak akan terjadi, informasi tidak didapatkan
dan masyarakat akan menjalani kehidupan yang membosankan karena tidak dapat
mencurahkan ide, pendapat dan perasaan mereka.
Komunikasi erat kaitanya dengan sistem indera, misalnya
pendengaran. Untuk dapat memahami apa yang dikatakan secara verbal, kita harus
mendengarkan. Jika pendengaran terganggu maka akan sulit untuk memahami
informasi yang disampaikan secara lisan. Masih banyak lagi contoh hubungan
komunikasi dengan sistem indera.
Perkembangan teknologi memungkinkan masyarakat untuk
menyampaikan informasi dalam jarak jauh. Komunikasi dapat dilakukan dengan
menggunakan media massa ataupun elektronik, hanya saja tidak selamanya
komunikasi yang dilakukan ini efektif. Hal ini tergantung pada situasi dan
kondisi yang sedang kita alami.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu komunikasi?
2.
Penjelasan
perkembangan setelah berkomunikasi
3.
Apa itu Makna
Komunikasi?
4.
Sebutkan pengertian
komunikasi Verbal yang Efektif?
5.
Berikan beberapa
contoh Konmunika
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Etiket
alam Kamus Umum Bahasa Indonesia diberikan
beberapa arti dari kata “etiket”, yaitu: Etiket (Belanda) secarik kertas yang
ditempelkan pada kemasan barang-barang
(dagang) yang bertuliskan nama, isi, dan sebagainya tentang barang itu.
Etiket (Perancis) adat sopan santun atau tata krama yang perlu selalu
diperhatikan dalam pergaulan agar hubungan selalu baik.
B.
Kode etik profesi
merupakan
sarana untuk membantu para pelaksana seseorang sebagai seseorang yang
professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang
merupakan fungsi dari kode etik profesi, Kode etik profesi memberikan pedoman
bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi
yang bersangkutan. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar
organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.
C.
Pengertian Etika
Komunikasi
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu sistem yang
mengatur tentang tata cara manusia bergaul. Tata cara pergaulan untuk saling
menghormati biasa kita kenal dengan sebutan sopan santun, tata krama,
protokoler, dan lain-lain.
Tata cara pergaulan bertujuan untuk menjaga kepentingan
komunikator dengan komunikan agar merasa senang, tentram, terlindungi tanpa ada
pihak yang dirugikan kepentingannya dan perbuatan yang dilakukan sesuai dengan
adat kebiasaan yang berlaku serta tidak bertentangan dengan hak asasi manusia
secara umum
Tata cara pergaulan, aturan perilaku, adat kebiasaan manusia
dalam bermasyarakat dan menentukan nilai baik dan nilai tidak baik, dinamakan etika.
Istilah etika berasal dari kata ethikus (latin) dan
dalam bahasa Yunani disebut ethicos yang berarti kebiasaan norma-norma,
nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran baik dan buruk tingkah laku
manusia.
Jadi, etika komunikasi adalah norma, nilai, atau ukuran
tingkah laku baik dalam kegiatan komunikasi di suatu masyarakat.
Beberapa pendpat para ahli mengenai pengertian etika antara
lain sebagai berikut:
a.
Pendapat Drs. D.P.
Simorangkir
Etika atau etik adalah pandangan manusia dalam berperilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
b.
Pendapat Drs. Sidi
Cjajalba
Etika ialah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia
dipandang dari segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
c.
Pendapat Dr. A.
Voemans
Etika dan etik terdapat hubungan yang erat dengan masalah
pendidikan.
D.
Etiket
Istilah etika dan etiket ada kalanya digunakan untuk
pengertian yang sama dalam kehidupan sehari-hari. Etika lebih luas pengertian
dan penggunaannya daripada etiket.
Istilah etiket, berasal dari kata etiquette (Perancis),
yang berarti kartu undangan, yang biasa digunakan oleh raja-raja
Perancis ketika menyelenggarakan pesta. Dalam perkembangan selanjutnya istilah
etiket tidak lagi berarti kartu undangan. Etiket artinya lebih menitikberatkan
pada cara-cara berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara duduk, cara menerima
tamu di rumah/di kantor dan sopan santun lainnya. Etiket ini sering disebut
pula tata krama. Maksudnya kebiasaan sopan santun yang disepakati dalam
lingkungan pergaulan setempat. Tata mempunyai arti adat, aturan, norma,
peraturan, sedangkan krama berarti tindakan, perbuatan.
Dengan demikian tata krama berarti sopan santun, kebiasaan sopan santun atau
tata sopan santun. Kesadaran manusia mengenai baik buruk disebut kesadaran etis
atau kesadaran moral.
Etiket merupakan sejumlah peraturan kesopanan yang tidak
tertulis, namun harus diketahui, diperhatikan dan ditaati dalam kehidupan
bermasyarakat. Etiket juga berisi sejumlah aturan yang lama mengenai tingkah
laku perorangan dalam masyarakat beradab berupa tata cara formal atau tata
krama lahiriah untuk mengatur hubungan antar pribadi sesuai dengan status
sosialnya.
Etiket didukung oleh nilai-nilai berikut:
a.
Nilai-nilai
kepentingan umum.
b.
Nilai-nilai
kejujuran, keterbukaan, kebaikan
c.
Nilai-nilai
kesejahteraan
d.
Nilai-nilai
kesopanan, harga menghargai
e.
Nilai-nilai
pertimbangan rasional, mampu membedakan sesuatu yang bersifat rahasia dan yang
bukan rahasia.
E.
Perbedaan antara
etika dengan etiket
a.
Etiket menyangkut
cara melakukan perbuatan manusia.
Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan
serta ditentukan dalamsebuah kalangan tertentu. Etika tidak terbatas pada cara
melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri.
Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak
boleh dilakukan.
b.
Etiket hanya
berlaku untuk pergaulan.
Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang
yang dipinjamharus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
c.
Etiket bersifat relative.
Yang dianggap tidak sopan dalam sebuahkebudayaan, dapat saja
dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Etika jauh lebih absolut. Perintah
seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak
dapat ditawar-tawar.
d.
Etiket hanya
memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang manusia dari
segi dalam.
Penipu misalnya tutur katanyalembut, memegang etiket namun
menipu. Orang dapat memegang etiketnamun munafik sebaliknya seseorang yang
berpegang pada etika tidakmungkin munafik karena seandainya dia munafik maka
dia tidak bersikapetis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang
sungguh-sungguh baik.
a.
Etiket hubungan
primer
Aturan” etika yang mengatur hubungan langsung yang
diperlukan perusahaan untuk melaksanakan fungsi dan misinya yang utama yaitu
memproduksi barang dan jasa
b.
Hubungan sekunder
Aturan” etika yang mengatuk hubungan intern perusahaan
dengan ekstern perusahaan misalnya hubungan antara produsen dengan konsumen
a.
Etiket hubungan
penjual dengan pelanggan Meliputi hal”
1.
Penggunaan kemasan
yang beragam dan berbeda-beda membuat konsumen sulit untuk membedakan
perbandingan harga dengan produknya
2.
Perlu memberikan
informasi penjelasan
3.
Promosi dilakukan
dengan jujur dan bersaing dengan sehat
4.
Pemberian
service/garansi
b.
Etiket hubungan
perusahaan dengan karyawan
1.
Recruitment
(Penarikan)
2.
Training (latihan)
3.
Promosi / Kenaikan
pangkat
4.
Transfer
5.
Demosi/penutunan
pangkat
6.
Layoff (Pemutusan
hubungan kerja/PHK)
c.
Etiket hubungan
dengan investor
Posting Perusahaan berbentuk PT harus memberikan informasi
yang baik dan jujur kepoada para investornya
d.
Etiket hubungan dengan lembaga-lembaga keuangan
Hubungan dengan
lembaga-lembaga keuangan terutama jawaban pajak adalah hubungan yang bersifat
finansial. Hubungan ini merupakan hubungan yang berkaitan dengan penyusunan
laporan keuangan yang berupa neraca dan laporan rugi laba. Misalnya laporan
finansial tersebut haruslah disusun secara baik dan benar sehingga tidak
terjadi kecenderungan ke arah penggelapan pajak.
F.
Etika Komunikasi
Etika komunikasi perkantoran merupakan suatu rangkuman
istilah yang mempunyai pengertian tersendiri, yakni norma, nilai atau ukuran
tingkah laku yang baik dalam kegiatan komunikasi dalam kegiatan komunikasi di
suatu perkantoran. Pada dasarnya komunikasi perkantoran dapat berlangsung
secara lisan maupun tertulis. Secara lisan dapat terjadi secara langsung (tatap
muka), maupun dengan menggunakan media telepon. Secara tertulis misalnya dengan
mempergunakan surat. Baik komunikasi langsung maupun tidak langsung, norma
etika perlu diperhatikan.
Komunikasi perkantoran merupakan proses komunikasi antara
pimpinan dengan anggota, antar anggota, maupun antar unsur pimpinan. Untuk
menjaga agar proses komunikasi tersebut berjalan baik, agar tidak menimbulkan
dampak negatif, maka diperlukan etika berkomunikasi. Cara paling mudah
menerapkan etika komunikasi perkantoran ialah, semua anggota dan pimpinan
perkantoran perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1.
Tata krama
pergaulan yang baik
2.
Norma kesusilaan
dan budi pekerti
3.
Norma sopan santun
dalam segala tindakan
Apabila etika dan tata krama berlaku di mana saja dan kapan
saja, maka dalam ruang lingkup ini komunikasi dengan orang lain dalam pergaulan
masyarakat maupun dalam kehidupan perkantoran merupakan arena yang benar-benar
menuntut jatah diterapkannya etika. Karena itu ada orang yang mengatakan bahwa
antara etika dan komunikasi dalam pergaulan merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Dimanapun orang berkomunikasi, selalu memerlukan pertimbangan etis,
agar lawan bicara dapat menerima dengan baik. Berkomunikasi tidak selamanya
mudah, apalagi jika kita tidak mengetahui jati diri mereka yang kita hadapi,
tentu kita akan menebak-nebak dan merancang persiapan komunikasi yang sesui
dengan tuntutan etis kedua belah pihak. Ketika kita paham tentang karakter
orang yang kita hadapi kita akan lebih mudah berusaha menamppilkan diri
sebaik-baiknya dalam berkomunikasi.
Hak untuk berkomunikasi di ruang publik merupakan hak yang
paling mendasar. Jika hak itu tidak dijamin akan memberi kebebasan berpikir
sehingga tidak mungkin bisa ada otonomi manusia. Hak untuk berkomunikasi di
ruang publik ini tidak bisa dilepaskan dari otonomi demokrasi yang didasarkan
pada kebebasan untuk berekspresi (B. Libois, 2002:19). Jadi, untuk menjamin
otonomi demokrasi ini hanya merupakan bagian dari upaya untuk menjamin otonomi
demokrasi tersebut.
Etika komunikasi selalu dihadapkan dengan berbagai masalah,
yaitu antara kebebasan berekspresi dan tanggung jawab terhadap pelayanan
publik. Etika komunikasi memiliki tiga dimensi yang terikat satu dengan yang
lain, yaitu:
1.
Aksi komunikasi
Aksi komunikasi yaitu dimensi yang langsung terikat dengan
perilaku aktor komunikasi (wartawan, editor, agen iklan, dan pengelola rumah
produksi). Perilaku aktor komunikasi hanya menjadi salah satu dimensi etika
komunikasi, yaitu bagian dari aksi komunikasi. Aspek etisnya ditunjukkan pada
kehendak baik ini diungkapkan dalam etika profesi dengan maksud agar ada norma
intern yang mengatur profesi.
2.
Sarana
Dalam masalah komunikasi, keterbukaan akses juga ditentukan
oleh hubungan kekuasaan. Penggunaan kekuasaan dalam komunikasi tergantung pada
penerapan fasilitas baik ekonomi, budaya, politik, atau teknologi (bdk. A.
Giddens, 1993:129). Semakin banyak fasilitas yang dimilki semakin besar akses
informasi, semakin mampu mendominasi dan mempengaruhi perilaku pihak lain atau publik.
3.
Tujuan
Dimensi tujuan menyangkut nilai demokrasi, terutama
kebebasan untuk berekspresi, kebebasan pes, dan juga hak akan informasi yang
benar. Dalam negara demokratis, para aktor komunikasi, peneliti, asosiasi warga
negara, dan politis harus mempunyai komitmen terhadap nilai kebebasan tersebut.
Komunikasi merupakan salah satu bidang yang sangat penting
dalam kegiatan kantor melihat hakikat kantor sebagai kumpulan orang yang
bersama-sama menyelenggarakan kegiatan kantor atau kegiatan ketatusahaan. Seorang
manajer harus dapat berkomunikasi secara efektif dengan semua pegawai kantor
baik sacara horizontal maupun vertikal atau secara diagonal. Pengurusan
informasi (information handling) yakni menyampaikan dan penerimaan berita akan
berjalan dengan baik bila dalam kantor itu terdapat komunikasi yang efektif.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Komunikasi
ialah suatu proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti
dari seseorang komunikator kepada komunikan dengan tujuan tertentu. Komunikasi mempunyai
komponen-komponen agar komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu:
1.
Komunikator atau
pengirim pesan
2.
Pesan atau
informasi
3.
Media atau saluran
4.
Komunikan atau
penerima pesan
5.
Umpan balik atau
feedback
6.
Gangguan
Etika
menurut para ahli adalah aturan prilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan
antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Pengertian
lain tentang etika ialah sebagai studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan
atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang dinilai
buruk. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang
perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita.
Aliran
etika menurut John C. Merill (1975: 79-88) antara lain deontologis, teleologis, egoisme, dan utilitarisme. Deontologis
artinya suatu tindakan secara hakiki mengandung nilai sendiri apakah baik atau
buruk. Aliran teleologis melihat
nilai etis bukan pada tindakan itu sendiri, tetapi dilihat atas tindakan itu.
Aliran egoisme artinya tindakan
dikategorikan etis dan baik, apabila menghasilkan terbaik bagi diri sendiri.
Aliran utilitarisme yaitu yang
memandang suatu tindakan itu baik jika akibatnya baik bagi orang banyak.
Profesi
menurut De George adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian. Kode etik
merupakan standar moral bagi setiap anggota profesi yang dituangkan secara
formal, tertulis dan normatif dalam suatu bentuk aturan main. Disusunnya kode
etik profesi ialah merupakan komitmen terhadap tanggung jawab pelaksanaan tugas
dan kewajiban. Fungsi kode etik profesi ialah memandu, mendampingi, memberi
arah tingkah laku anggota profesi agar tidak keluar dari etika yang menjadi
panutan.
Etika
komunikasi perkantoran merupakan suatu rangkuman istilah yang mempunyai
pengertian tersendiri, yakni norma, nilai atau ukuran tingkah laku yang baik
dalam kegiatan komunikasi dalam kegiatan komunikasi di suatu perkantoran. Untuk
menjaga agar proses komunikasi tersebut berjalan baik, agar tidak menimbulkan
dampak negatif, maka diperlukan etika berkomunikasi. Cara paling mudah menerapkan
etika komunikasi perkantoran ialah, semua anggota dan pimpinan perkantoran
perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
1.
Tata krama
pergaulan yang baik
2.
Norma kesusilaan
dan budi pekerti
3.
Norma sopan santun
dalam segala tindakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar